Adikku Adalah Ibu Dari Anakku

Cerita Seks Sedarah Adik Kandungku Adalah Ibu Dari Anakku Bagian. 1
Namaku Dani, usiaku saat ini 28 tahun. Aku bekerja disebuah Bank ternama di Kota ku. Aku tinggal bersama Orang tua dan adik perempuanku yang bernama Putri. Orang tua kami sangat sibuk setiap hatinya, yaitu mengurusi usaha dagangannya yang saat ini berkembang pesat. Mereka berdua berangkat pagi dan baru kembali ke rumah pada sore atau malam hari. Adiku Putri saat ini masih duduk dibangku kelas 2 SMP Negeri di Kota ku. Putri orangnya periang, dan sedikit nakal alias bandel tapi juga sangat manja. Wajahnya begitu cantik, dan imut. Kendati usianya masih tergolong belia sekitar 14 tahun, tapi Putri memiliki tubuh yang bongsor. Pantatnya pun terlihat seksi dan berisi serasi dengan toketnya yang sudah mulai terlihat, begitu bulat namun masih ranum. Putri benar-benar terlihat seperti anak diatas usianya, benar-benar menggoda. Saat itu aku sedang libur kerja, karena memang saat itu memang tanggal merah. Putri pun saat itu juga sedang libur sekolah, tapi entah kemana saat ini dia pergi, mungkin sedang main kerumah tetangga yang kebetulan juga teman satu sekolahnya. Acara TV pun membosankan pagi itu, dan karena aku juga suntuk di rumah sendirian, akhirnya aku iseng nonton ‘Film Dewasa’ di laptop ku. Aku menontonya didalam kamarku, yang memang saat itu film yang aku tonton menceritakan sebuah hubungan terlarang, hubungan sedarah antara kakak dan adiknya yang masih belia. Saat menonton film dewasa biasanya aku selalu mengeluarkan Kontolku sambil mengocoknya. Tapi kali ini aku iseng mengocoknya sambil menciumi CD Putri yang bekas dipakai Putri semalam, yang sebelumnya sudah aku siapkan sebelum menonton BF. Aroma khas memek seorang gadis berusia 14 tahun, CD yang lucu berwarna pink bermotif bunga dan berenda-renda, sungguh menambah gairah seks libidoku naik. Aku pun tak tahan lagi menahan desakan sperma yang ingin keluar dari dalam batang kontolku. Ku arahkan kontolku pada CD Putri, dan Crottt...crotttt...crrrrtttt… keluarlah spermaku yang begitu banyak membasahi CD Putri. Sedang asyik-asyiknya menikmati ejakulasiku, tanpa aku sadari Putri sudah berdiri dipintu kamarku yang masih terbuka, saat itu aku lupa menutupnya karena aku pikir hanya aku yang ada di rumah saat itu. “Mas...ihhh..” suara Putri mengagetkan aku, dan masih berdiri dengan matanya terpaku melihat apa yang aku lakukan. “Eh...kamu Put,” jawabku kaget sembari cepat-cepat menutupi apa yang aku kerjakan. “Mas..ihhh….jorok banget sih..” sahut Putri melangkah ke arahku dan berusaha mengambil CD nya yang belepotan sperma kakaknya. “Ihhh..mas kok di CD Putri sih?, Jorok banget ahh…” Putri dengan wajah cemberut dan melihat-lihat CD nya yang penuh sperma. “Maaf sayang,,,mas terpaksa, mas janji nanti mas cuciin CDnya, lagian ini kan cuma CD kotormu Dek.” Jawabku sekenanya, “Maaf ya dek…” imbuhku. Putri pun hanya terdiam cemberut dan justru menampilkan keimutannya. “Kenapa sih mas...kok ituanya di CDnya Putri?” Tanyanya dan duduk disebelahku diatas tempat tidurku. “Ihhh...film jorok.” Imbuhnya sembari matanya melihat ke Laptopku yang saat ini masih menampilkan film BF. “Yah..maaf dek, mas terpaksa melakukannya, mas kan cowok normal. Mas hanya ingin berfantasi dek.” Aku coba menjelaskan padanya. “Mas pikir, mas berani melakukannya karena itu CD kamu dek, masak mau fantasi sama CD mama? Kan gak lucu sayang.” Aku menjelaskannya dengan lembut, tapi nampakya saat aku lihat ternyata Putri tidak memperhatikan perkataanku. Ku lihat matanya terpaku menatap laptop ku yang sedang menayangkan film BF itu. “Eh..dek kok malah bengong.” Tanyaku mengagetkannya. “Iya mas...gak apa-apa kok, hehehe…” jawabnya sekenanya. “Kamu kok malah melamun nonton itu, hayo pingin ya?” Tanyaku sambil menggodanya. Jujur saat itu aku berusaha merayu adikku sendiri, terinspirasi dari Film BF yang aku tonton untuk merasakan memek gadis belia. Kulihat Putri masih terdiam film itu, kemudian tanpa Dia sadari, diam-diam aku melangkah keluar dan menutup pintu rumah, kemudian kembali ke kamar dan menutup pintunya. Terlihat Putri masih asyik menikmati seluruh adegan yang dipertontonkan pada film itu. Pelan-pelan aku mendekatinya, dan aku peluk dia. “Serius banget nontonnya, pengen ya dek?” Bisikku lembut ditelinganya yang mengagetkannya. “Eh..mas.. emmhh..enggak kok.” Jawabnya gugup, tapi tidak mengalihkan pandangannya pada laptop itu. “Ih..apaan sih mas,,hmmm...emang kayak gitu apa enak ya mas?” Tanyanya yang sepontan mengagetkan aku, seakan dia memberi pancingan untukku. “kamu mau merasakannya ya? Hehehe..”. Godaku padanya. “Hehhmmm…” jawabnya sambil tersenyum malu. “Kok malah senyum doang.” Aku menimpalinya dan karena tidak ada respon penolakan, aku mulai beraksi. Kudekati dan kupeluk tubuh mungilnya dari belakang, dan lagi-lagi tak ada respon penolakan darinya. Kemudian aku pun semakin berani untuk malanjutkan aksiku lebih jauh lagi. Kupalingkan wajahnya dan aku mencium bibirnya yang mungil dan seksi itu. Aku lumat bibir mungilnya dan kumainkan lidahnya, tanpa ada penolakan Putri pun merespon ciuman dan permainan lidahku dalam rongga mulutnya. Nampaknya adikku ini sudah berpengalaman dalam ciuman ini. Tanganku pun ikut meremas-remas toket ranum adikku yang padat berisi itu dari luar bajunya. “Eghhmmm…” Terdengar suara desahannya lembut, dan akupun semakin bernafsu untuk menikmati tubuh gadis kecilku ini. Pelan-pelan aku masukan tanganku kedalam baju yang dia pakai, dan meremas-remas toketnya. Hari itu Putri benar-benar terlihat seksi dan feminim sekali, dia memakai kaos oblong yang longgar berwarna biru bergambar kucing kecil, dan memakai hot pants yang sangat pendek dan seksi berwarna hitam. Tanganku pun bergerilya meremas-remas toketnya dari dalam kaos yang dia pakai. “Ehghhhmm...mmasss..” Desahnya. “Kamu tidak pakai BH ya dek?.” Dia tidak menjawab, mungkin karena begitu asyik menikmati rasa nikmat pada toketnya. Ku baringkan Putri diatas kasur tempat tidurku, ku singkapkan kaos oblongnya keatas dan kebetulan saat itu dia tidak memakai BH sehingga langsung terlihatlah bongkahan toket Putri yang begitu putih mulus, berukuran sedang ranum padat dan berisi itu. Terlihat pula puting payudaranya yang masih memerah muda dan menyembul sebesar biji kacang itu. Tanpa pikir panjang, aku langsung melumat toket indah Putri secara bergantian dengan penuh nafsu. “Ahhghhh...ehhghhmass..” secara sepontan Putri berteriak sedikit kencang dan aku pun langsung bereaksi dan menutup mulutnya sehingga terhentilah suaranya. “Sssttttt...diam sayang, kenapa berteriak.” Aku mencoba menenangkannya. “Ehhmm..maaf mas, Putri kaget. Putri belum pernah yang seperti ini.” Suara Putri lirih yang sudah mulai tenang. “Tenang sayang, ini akan nikmat, nikmat yang luar biasa dan kamu akan menyukainya. Jadi tenang dan nikmatilah.” Aku mencoba meyakinkan dan menenangkan adikku yang saat ini dalam dekapanku. “Tapi mas… Putri takut, Putri takut ketahuan Papa dan Mama.” Putri yang mulai khawatir perbuatan kami diketahui Orang Tua kami. “Saat seperti ini jangan panggil aku Mas dong sayang, panggil aku sayang ya!.” Pintaku pada Putri, agar suasana seperti ini semakin romantis. “Putri tidak usah khawatir, selama kamu tidak menceritakannya pada orang lain termasuk sama Papa dan Mama, semua ini akan aman sayang. Dan mas janji akan menjaga rahasia ini.” Lanjutku meyankinkan Putri. “Janji ya mas…” Sahut Putri yang kelihatan mulai yakin. “Eitt...jangan Mas dong sayang.” Pintaku mengingatkan. “Hehehe...iya iya maaf, iya sayang.” Jawab Putri yang mulai yakin dan memanggilku dengan panggilan sayang. Dan aku pun kembali melanjutkan hubungan seks terlarang ini, dan secara Putri sudah berani merespon segala perbuatanku untuk merangsangnya. Aku kembali memainkan kedua toket Putri secara bergantian, seperti seorang bayi yang menyusu pada Ibunya. Berkali-kali terdengar desahan Putri yang sedang merasakan nikmat syurga dunia pertamanya, yang terdengar lembut dan seksi sehingga menambah nafsuku semakim menggebu. “Sayang, aku lepasin koas dan celana hotpants kamu ya.” Pintaku lembut padanya. “Heee..ehm..” sahutnya manja, tanda mengijinkannya. Dia pun mulai melepaskan kaos oblong yang dia pakai, dan aku juga membantunya membuka celana hot pants nya. Dan dengan sekejap terlihatlah tubuh seorang gadis 14 tahun yang telanjang dan hanya tersisa CD berwarna pink bemotif bunga kecil dan berenda itu. “Kok CD ku gak dilepas sekalian sayang?” Tanya Putri dengan lembut dan sudah terbiasa memanggilku sayang. “Memang sengaja tidak aku lepaskan sayang, supaya bidadari kecilku ini semakin terlihat seksi.” Rayuku sembari memuji keindahan tubuhnya. “Ah bisa aja kamu.” Jawabnya tersipu malu. Tak perlu menunggu lama, aku pun akhirnya membuka semua pakaian yang aku kenakan, terlihatlah aku saat ini yang telanjang bulat dengan kontol yang mengacung tegang dihadapan adik kandungku sendiri. Perlahan aku buka dan aku kangkangkan paha Putri, dan ku ciumi serta aku jilat-jilat memeknya yang masih tertutup CD imutnya itu. Rupanya rangsangan-rangsangan yang aku berikan sudah cukup membuatnya benar-benar tidak tahan lagi. “Sayang...ayo cepat selesaikan,,,eghhhm..geli.” pintanya memelas manja, dan memang kulihat CDnya basah tepat dibagian belahan memeknya. Perlahan kubuka CDnya hingga akhirnya terlepas. Dan waoew...tercium bau yang begitu khas dari memek seorang gadis belia yang masih perawan. Terlihat memek indah yang bersih dan menyembul dengan bulu-bulu kemaluan yang tipis itu serta basah dan mengkilap lubang memek adikku itu, perlahan kubuka lubang memeknya dan terlihatlah klitoris memek perawannya yang masih berwarna pink kemerahan itu. “Ohhgg...sayang.” desahnya lembut. Tak puas dengan hanya menciumi memek gadis kecil itu, akupun menjulurkan lidahku dan mulai menjilati memek adik kandungku itu dan memainkan klitorisnya dengan lembut, sehingga membuatnya meronta-ronta dan mendesah. “egghhhmm..mmass..gelliii.. ohhh sssayyang...ughhh.”. Tak ku hiraukan desahannya, aku tetap mempermainkan memeknya yang mulus dan legit itu. “Ugghhh..uudd,,uhh...uddahhh sssayank..eghh”. Sejenak ku hentikan permainanku, dan kulihat memeknya sudah begitu basah terlalu banyak mengeluarkan lendir kewanitaanya hingga membasahi bagian paha dan membasahi kasurku. Aku pun kemudian meminta adikku untuk bangkit serta memintanya untuk mengulum kontolku, ku tuntun telapak tangannya memegang kontolku. Sungguh terasa hangat dan lembut ketika telapak tangannya dengan jari-jari lentiknya itu menggenggam batang kontolku. “Ayo sayang, kocok dengan lembut kontol mas.” Pintaku dengan lembut. Pelan namun pasti Putri mulai mengocok penisku yang sudah tegang dari tadi. “Eghhhm….trus dek.. uhgg.” Desahku lembut merasakan nikmatnya kocokan lembut adikku. “Sayang...jilatin donk.. emutin kontol mas…” pintaku lembut pada Putri. “egghmm..” tolak Putri sambil menggelengkan kepalanya, akupun sedikit memaksanya. “Ayoo...emmutt dek!!” Pintaku sedikit membentak dan melotot. Putri pun nampak ketakutan dan perlahan mulai menuruti apa yang aku pinta. Dengan lidahnya yang lembut, Putri mulai menjilati kontolku dan perlahan memasukannya dalam mulutnya. Sungguh luar biasa nikmatnya ketika kontolku yang berukuran 17cm dan berdiameter ± 3cm itu perlahan masuk dalam mulut seorang gadis kecil. Kulihat Putri mulai mengulum kontolku dan memainkan lidahnya, sungguh terlihat seksi waktu itu. Kontolku yang cukup besar tak bisa sepenuhnya masuk, karena mulut Putri yang mungil. Tak sampai disitu, aku pun memegangi kepala gadis itu dan mulai memaju-mundurkannya, sehingga kontolku dikocoknya didalam rongga mulut gadis kecil itu. Se-sekali aku benamkan kontolku sampai menyentuh tenggorokan Putri, sehingga dia tersedak dan terbatuk-batuk dengan wajahnya yang memerah. Setelah puas dengan semua adegan itu, aku merebahkan tubuhnya dan mengambil posisi diatasnya bersiap untuk mengentoti tubuh gadis kecil itu. “Sayang...tahan ya! Mas akan beri kamu kenikmatan syurga dunia…”. Rayuku lembut. “Tapi mas… Putri takut hamil.” Putri yang sedikit ragu, tapi aku tak menghiraukannya dan mulai menggesek-gesekkan kontolku yang sudah tegang dan basah sisa air liur setelah diemut Putri tadi. Perlahan kepala kontolku mulai membelah belahan lubang memek gadis kecilku yang masih perawan berwarna pink kemerahan itu. “Mas...ssss.. ssaakk..” Rengek Putri ketika aku mulai menekan kontolku masuk kedalam memek gadia kecil itu, dan akupun langsung menindihnya serta melumat mulut Putri sehingga dia tidak dapat berteriak. “Egggghhmm...hhmmm..egghhmm…” terdengar rengekan Putri menahan sakit dengan tangan yang meremas sprey kasurku ketika aku membenamkan kontolku merobek slaput keperawanan adikku. Kudiamkan sejenak gerakanku ketika kurasakan kontolku berhasil menerobos merobek kegadisan adikku, dan Putri pun perlahan terdiam. “Putri.. aku sayang kamu dek..” Pujiku padanya, belum sempat dia mengucapkan sepatah kata, aku kembali melumat bibir gadis kecil itu dan perlahan mulai memaju-mundurkan pantatku, sehingga mulai memompakan kontolku yang berada didalam memek gadis kecil itu. Setelah beberapa saat kulihat Putri sudah tidak merasakan sakit lagi pada memeknya dan perlahan terlihat menikmati sodokan-sodokan pada memeknya, akupun sedikit mempercepat sodokanku pada memek putri, dan mulutku mulai beralih memainkan kedua payudara anak gadis 14 tahun itu. Sambil terus mengentotinya, aku juga memainkan menyusu bergantian payudara gadis kecil itu layaknya seorang bayi. “Eghhmm..mass..ssyank...eghhmm gellii.” Desah Putri ketika merasakan puting payudaranya yang aku mainkan dengan lidahku, aku hanya tersenyum melihatnya. Setelah beberapa saat aku lihat putri mulai merasakan orgasme pertamanya, “eghhmmm..yank.. akuu.. akkuu..”. Rengek Putri, “kenapa sayank...eghhmm “ Aku yang berpura-pura tidak tahu kalau dia mau orgasme. “Putt..aghh..putri..mmaauu ppippiss yankk..aaaghhhh...hhh” desahnya panjang sembari kurasakan ada semburan hangat membasahi kontolku didalam memeknya. Aku tahu itu adalah orgasme pertama Putri dalam hidupnya, kuhentikan sejenak gerakanku dan membenamkan kontolku kedalam memek Putri dan menikmati nikmatnya semburan lendir cinta adik kecilku. Putri memelukku erat dan perlahan mengendurkan pelukannya karena tubuhnya melemas setelah orgasme. “Eghhmm..mmass.. Putri pipis..” ucapnya. “Gak apa sayank..itu namanya kamu orgasme… bagaimana nikmat kan rasanya?” tanyaku lembut. Tak ada jawaban dari Putri, hanya terlihat dia yang begitu menikmati Orgasme pertamanya, terlihat dia memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri, tak lama aku pun kembali melanjutkan entotanku pada adik kandungku. Kembali aku genjot dan aku goyang tubuh mungil Putri, dia pun perlahan kembali ‘On Fire’ menggoyangkan pantatnya seirama dengan genjotanku. “Uggghhh...mmmass..” desahnya lembut. Aku terus mengentoti dia, setelah beberapa lama dengan gaya itu, aku dudukkan Putri dengan Kontolku yang masih menancap dalam memeknya. “Aghhh...sayy...eghmm..” rintihnya ketika aku mendudukannya untuk kupangku menghadapku. Tangannya melingkar kebelakang kepalaku, dan tepat dihadapanku dua buah toket montok dan ranum milik gadia usia 14 tahub itu. Tanpa pikir panjang, aku arahkan mulutku dan menjilati serta mengulum putingnya secara bergantian. Putri semakin bergairah dan merasakan nikmat pada payudaranya. “Eghhmm..masss...ssyaaankk.. egghmm..ggeelli yannkk..eghmm” tak ku pedulikan desahannya, aku pun terus menyusu layaknya bayi pada ibunya sembari terus mengentoti dia sambil terduduk. Keringat kami bercucuran menambah sensasi yang percintaan terlarang ini. Beberapa lama kami dalam posisi itu, aku pun merbahkan tubuhku, sehingga Putri berada diatas tubuhku dalam keadan memek yang masih tertancap pada kontolku. Dan sekarang kami dengan gaya ‘Women On Top’, tanpa lelah aku entot gadia kecilku dengan gaya itu. “Ughhh...ughh...eghhh… ahhhgg...aghhh… eghh… aaaaghhh…” desahan seksi yang keluar dari mulut Putri. Tak lama kemudian Putri ambruk dan rebah menindih tubuhku, dia pun mulai berani melumat bibirku. “Eghhm...ughhmmpp..ehppmm..” Putri yang begitu bersemangat dan kami saling melumat sambil terus ku entot tubuh gadis kecilku. “Eghhhmm...eghhhhhh” lenguhan Putri panjang sambil kami saling berciuman bibir dan dia memelukku erat, kurasakan Putri kembali orgasme untuk kedua kalinya. Kutunggu beberapa saat, dan setelah kurasa dia mulai bergairah lagi, aku lanjutkan entotan ku. Aku cabut kontolku dari liang kewanitaannya, dan kuminta Putri untuk menungging. “Kog sudah sayank…” tanpa ku jawab, langsung kuminta Putri untuk menungging. “Aku punya gaya lain sayank, nanti kamu bakalan suka dan cepet orgasme lagi.” Dia pun nampak terheran, “sekarang ningging sayank...pegang ujung tempat tidurnya.” Suruhku lembut pada gadis 14 tahun itu, dan dia pun dengan segera menuruti apa yang aku pinta dengan sedikit bingung. Sekarang Putri dalam posisi seperti yang aku inginkan, dan nampaklah kedua pantat seksi Putri yang putih mulus dengan belahan memek yang memerah basah, tanpa pikir panjang aku mulai menggesek-gesekkan kepala kontolku pada memek gadis 14 tahun itu. “Eghhhm...ggeeellli mass..heggghhh..ggelii..yank..eghh”. rintih manja Putri yang nampak kegelian, perlahan aku mulai memasukan si otong pada memek Putri yang nampak mengkilap basah lendir bercampur merah darah perawannya. “Egghm...yankk..egghm...ttteerruss yank..eghhm...aaghhhhhh” desahan Putri ketika kontolku mulai masuk menusuk kedalam vaginanya. Perlahan aku mulai mengentoti tubuh gadis kecil itu dengan gaya ‘Diggy Style’. “Ughhhmm...masss...eggghhh…” desahan lembut Putri mengiringi gerakan entontanku, aku pun semakin bersemangat mengentoti tubuh mungil adik kandung perempuanku itu. Ku entotin dia sambil tanganku meremas-remas dan menampari kedua bokongnya pelan-pelan. “Eghgmgg...aaauughh...aughh...ssakitt mas… auughhh..aahhh..mmass..” desahnya ketika aku menampari pantatnya, tak cukup puas dengan itu, kedua tanganku beralih meremasi kedua toketnya bergantian dan juga memilin-memlintir kedua putingnya, sehingga Putri nampak kesakitan namun nikmat. Lama kami bercinta dengan gaya itu, “ehhhggm...yankk..aaakku...eghhhmm..” putri yang mengisyaratkan akan orgasme untuk ketiga kalinya. “Tahan sayank...mass juga mau keluuaarr..eghhh..”. Kupinta adikku untuk menengok menghadapku, dan akupun langsung melumat bibirnya, dan kami saling berpagutan sambil terus aku entot. “Eghhhmm...yankk..aakku..eghh..kkelluarrrr..aghhhh” Desahku bersamaan munyemburnya sperma benih-benih cinta dari kontolku yang tak mampu lagi aku tahan, dan bersamaan dengan itu aku rasakan Putri pun juga orgasme. “Eggggm...aagghhhmm...mmmaasss...aaaghhhh….”. Lenguh panjang Putri ketika dia orgasme dan bersamaan merasakan hangatnya sperma yang membasahi dinding rahimnya. Kubiarkan kontolku menancap dalam memek adik perempuanku itu, kami pun sama-sama terdiam merasakan kenikmatan itu. Setelah beberapa saat ku cabut si otong dari memek gadis kecil itu, “aaaghhh...ahhh”. Kami merasa letih setelah percintaan itu, dab kami terbaring bersebelahan. “Maaf sayank, mas telah mengambil mahkota kegadisanmu.” Aku yang mulai bicara mencoba menenangkannya. “Masss jahat sih...adeknya dientotin” jawabnya yang seakan tidak ada penyesalah sama sekali, dan malah tersenyum manis padaku. Akupun terkaget melihatnya, tapi akupun juga senang bisa mencapai kepuasan dengannya. “Kok malah tersenyum dek…? Jadi adek tidak marah sama mas?”. Tanyaku heran, “eghhhm…” dia menggelengkan kepala dengan tersenyum. “Putri gak marah mas, Putri rela kok keperawanan Putri untuk mas. Janji ya mas, jangan sampai orang lain tahu tentang semua ini?”. Aku pun tersenyum dan merasa menang, “iya sayank..mas janji, akan jaga rahasia ini, tapi Putri masih mau kan ngentot sama mas kalo mas minta.” Aku yang kemudian mencium pipinya. “Huuhgmm.” Jawabnya sambil menganggukan kepala tanda dia setuju. Setelah kami rasa cukup beristirahat, tak lama kami kembali berpakain, aku merapikan tempat tidurku yang terlihat acak-acakkan, dan putri dengan tubuhnya yang masih bugil berlari ke kamar mandi. BERSAMBUNG part 2

Komentar